Welcome

God is good all the time

Senin, 02 Desember 2013

RECOMMENDED : Appa Eodiga? (Dad Where Are You Going?)


Telat. Mungkin itu satu kata yang menggambarkan saya saat ini. Variety Show Appa Eodiga ini memang sudah saya ketahui sejak lama, akan tetapi saya baru mulai menontonnya beberapa minggu belakangan ini. Huaa, telat sekali yaaa?? Hmm.. gak juga sih menurut saya, karena saat ini saya sudah menonton hingga episode 32 dan sudah mendownload hingga episode 39. Dalam beberapa minggu kedepan saya pasti bisa mengejar ketertinggalannya (?). Okay, lupakan, saat ini saya kembali ingin merekomendasikan variety ini untuk para reader yang belum menonton. Here we go!

Selain Running Man, dan beberapa Drama Korea yang sedang saya tonton (The Heirs, Golden Rainbow, Marry Him If You Dare) saya juga sedang mengikuti variety show satu ini. Appa Eodiga - Variety Show yang memperkenalkan pasangan Ayah-Anak ini memang mengundang tawa untuk para penontonnya. Kelucuan dan aksi dari para anak-anak (umur 5-9 tahun) sangat ditunggu dalam setiap episodenya. Tentu saja, ditambah aksi lucu sang ayah yang kerepotan mengurus anak mereka tanpa bantuan sang istri. Bahkan episode pertama dari variety ini bisa langsung membuat anda tergelak.
Untuk lebih jelasnya, tentu kalian bisa langsung menontonnya sendiri. Tontonan hiburan dikala mood anda sedang down atau hancur.

Sebelum itu, mari saya perkenalkan satu per satu pasangan ayah-anak ini dan deskripsinya :

Welcome December !!

Welcome Desember !!



Wah, sudah lama sekali sejak postingan terakhir di blog ini saya tulis. Dikarenakan memang kesibukan tiada henti yang menyebabkan saya 'pamit' sementara waktu dulu dari dunia blogger. But, yeah, this is December!! Christmas dan Holiday~~ Jadi, saya akan having fun selama bulan ini dan tidak mau memposting curahan hati saya yang berbanding terbalik. So.. Let's enjoy December.. ^^

Pic Source : Google

Jumat, 19 Juli 2013

Spread the love and stop bullying!





Aku akan menceritakan kisahnya. Kisah tentang seorang wanita yang bangkit dari bullying. Kisah tentang perjuangan panjang, berat dan berliku. Dengan kemampuan terbatas, ia mencoba bebas dari belenggu kejam bernama bullying. Kisah yang patut di contoh dari perjuangan  seorang anak manusia dalam menghadapi arus masalah dan berusaha untuk bermuara di sungai kebahagiaan.

Kisahnya

Kegiatan rutin yang setiap pagi ia lakukan, hanya membersihkan sisa-sisa lem yang menepel di roknya sebelum bel pelajaran dimulai. Belum lagi menghadapi tatapan tidak suka dari seluruh penjuru ruang kelas. Kejadian paling ekstreme yang pernah diterimanya adalah sesuatu yang bahkan hampir menyebabkannya kehilangan nyawanya. Tidak lain dan tidak bukan, ia sedang dibully. Ia hanya bisa diam dan menerima perlakuan aneh para murid yang lain. Dia tidak berkuasa, dia tidak kaya, dia tidak pintar, dia tidak cantik. Dia hanya seorang wanita yang mengenakan kacamata tebal dengan rambut bob punggung dan poni seperti dora. Dia hanya seseorang dengan ranking ke dua puluh sekian dari empat puluh siswa. Dia hanya seorang wanita yang bertubuh pendek dan sedikit gempal. Intinya, ia hanya salah satu dari sekian milyar manusia yang memiliki nasib kurang beruntung.

Ia tidak marah, saat ada yang tiba-tiba memukul kepalanya. Ia tidak marah, saat ada yang menyiramnya dengan seember air. Ia tidak marah, saat ada yang melemparnya dengan telur mentah. Ia tidak kesal, ketika ada yang menamparnya dan menyuruhnya berlutut mencium kaki salah seorang yang mencelanya. Ia tidak membalas, ketika ada seseorang yang mendorongnya ke lumpur saat musim hujan. Ia menerima itu mentah-mentah, menelannya bulat-bulat.

Sesekali, ia tertawa, saat sedang sibuk dengan buku tulisnya. Entah apa yang dipikirkannya. Mungkin dia membalas mereka melalui pikiran atau tulisannya. Tidak ada yang tahu. O iya. Ia tidak pernah menangis. Ia tidak pernah memasang wajah seperti seseorang yang dibully. Ia tidak pernah sekalipun menunjukkan wajah marah, biarpun ia sedang diolok mereka. Itu yang ia lakukan, sampai ia lulus dari SMA. Dan, aku pun tidak pernah tau, apa yang dia lakukan setelah itu.

Hingga…

Aku bertemu kembali dengannya. Di tempat yang sederhana. Sebuah kafe kecil di pinggiran kota Jakarta. Ia sedang duduk termenung memandang jendela. Sesaat, aku sempat mengerjapkan mata berkali-kali. Tidak salahkah pemandangan di depanku ini? Ia kini sudah berubah. Menjadi sosok yang jauh berbeda. Ia mengenaliku dan menyapaku dengan senyum khasnya. Kini dia bukan lagi wanita culun berkaca mata tebal. Ia bukan wanita yang mirip dengan dora. Dan sekarang, bentuk tubuhnya bisa dibandingkan dengan model atau para artis.

Ia tahu aku bingung. Ia tahu aku kaget. Ia lihat perubahan wajahku. Oleh karena itu, ia bercerita. Seluruh kisahnya. Dari seseorang yang aku kenal saat SMA, perubahannya dari kuliah, hingga perjuangannya menjadi seorang Direktur Pemasaran saat ini. Bahkan, ia juga menjadi seorang penulis sebagai pekerjaan sampingan. Dia berkata padaku, kalau hal yang ia alami sewaktu SMA adalah hal yang menginspirasinya. Dia bilang, mentalnya justru diasah saat seseorang memandang rendah terhadapnya. Melakukan perbuatan terkeji semampu mereka. Bohong katanya, kalau berkata ia tidak marah. Ia marah! Ia kesal! Ia benci! Tapi, ia tidak menyimpan semua itu sebagai dendam. Rugi katanya. Aku bertanya, apakah tidak ada pikiran untuk membalas mereka semua? Ia menjawab lantang. Tentu saja ada! Tapi, jawabannya membuatku terkejut. Ia akan membalas mereka, bukan dengan perbuatan kotor yang sama. Ia akan membalas mereka, dengan kesuksesan dirinya yang sekarang. Karena, ia percaya. Seseorang yang menabur kejahatan, akan menuai kejahatan pula. Dan orang yang seperti itu tidak akan pernah sukses. Jadi, ia membalas mereka dengan menulis setiap impiannya. Ia mengeluarkan buku yang sudah lusuh dari tasnya. Aku ingat buku itu, buku yang sama, yang selalu membawa tawa dan senyum saat ia membuka dan menorehkan tinta di kertas putihnya. Buku Impian katanya. Ia menulis setiap kesuksesan yang ingin ia raih, setiap impian yang ingin ia capai. Itu yang menyemangatinya. Bukan berarti, ia lantas mendapatkan kemulusan untuk langsung meraih mimpinya. Ia juga terjatuh beberapa kali, tapi, ia tidak sampai tergeletak. Ia bangkit. Tujuh kali ia jatuh, tujuh kali pula ia bangkit.

Ah! Aku tertohok. Betapa malu diriku. Sekarang, jabatannya jauh melebihiku. Bahkan, beberapa teman yang aku kenal pernah membully dia, tidak ada apa-apanya bilang dibandingkan dengannya. Lucu. Aku ingin tertawa, tapi mungkin akan terasa hambar. Air mata haru justru yang keluar. Kafe yang awalnya menjadi lokasi meetingku, malah berubah menjadi tempat titik balik dalam hidupku. Aku banyak belajar darinya, perjuangan hidupnya, kegigihan mentalnya, dan tentu saja kebaikan hatinya. Terima kasih, engkau telah memberikan sedikit pengertian, bahwa tidak semua orang lemah akan berakhir lemah, dan tidak semua orang yang kuat, tidak akan tersandung lalu jatuh.

Jadi..

Aku ingin menceritakan kepadamu. Ya, kepadamu! Yang membaca tulisanku saat ini. Siapapun itu. Baik engkau seseorang yang sedang di bully, maupun yang sedang membully. Tidak selamanya roda kehidupan manusia selalu berada diatas. Kadang kala, mereka ingin bermain-main denganmu dan memutarnya sampai ke titik yang paling rendah. Apakah engkau sanggup memutarnya kembali ke atas, atau kau ingin terus tertindih dibawah? Itulah titik balikmu. Dan, engkau yang suka membully. Ingatlah, yang namanya tabur tuai atau yang biasa kita dengar dengan sebutan karma itu selalu ada. Mereka akan mengejarmu dan meminta pertanggungan jawab darimu. Jangan mengejek, melakukan perbuatan kotor, mengolok, bahkan menghina orang lain, karena engkau tidak pernah tahu apa yang akan terjadi padanya atau pada dirimu sendiri.

Spread the love and stop bullying!

Tulisan ini diikut sertakan untuk kampanye anti bullying dan juga lomba #UnfriendYou

Selasa, 09 Juli 2013

[REVIEW] The Chronicles of Audy : 4R



Hidup Audy Nagisa tidak mungkin dibilang se’beruntung’ itu kalau kedua orang tuanya tidak terlalu lugu untuk mengikuti investasi yang jelas-jelas penipuan. Padahal, hanya selangkah lagi ia sudah bisa menjadi seorang sarjana.

Berbekal tekad dan niat untuk segera lulus dari kuliahnya, Audy akhirnya nekad melamar menjadi seorang babysitter-garis-miring di sebuah rumah yang lebih mirip rumah hantu dari pada tempat tinggal. Adalah 4R (Regan, Romeo, Rex, dan Rafael) sang penghuni rumah yang ternyata memiliki kepribadian aneh nan unik. Regan yang dewasa namun penuh perhitungan dan sedikit ‘licik’, Romeo yang terlalu santai dan ewww tidak merawat diri, Rex yang dingin dan pendiam, serta Rafael yang dewasa sebelum waktunya. Keempat saudara itu benar-benar menambah beban pikiran Audy selain dari skripsi yang sedari awal menjadi tujuan utamanya.

Siapa sangka, Audy terpesona dengan Regan, yang notabene adalah seorang yang perhatian namun perhitungan sebelum ia tahu ternyata cintanya itu hanya akan bertepuk sebelah tangan. Tidak juga ada yang mengira kalau ia akhirnya harus tinggal serumah dengan 4R karena diusir ibu kos, ‘ditipu’ kontrak kerja yang membuat pusing, belum lagi komputer yang tiba-tiba rusak saat ia ingin melanjutkan membuat skripsinya, sampai harus mengantar Rafael yang tidak mau bersosialisasi dengan teman sebayanya ke sekolah. Rumit? Iya, itulah kehidupan Audy setelah masuk ke rumah beralang-alang tinggi dan berantakan akibat ulah 4R. Penasaran dengan kelanjutan kehidupan Audy dan bagaimana cara ia mengatasinya? Bagi yang merasakan hal itu, harap langsung meluncur ke toko buku terdekat dari rumahmu dan beli buku ini! :D

Tidak salah memasukkan nama Orizuka sebagai penulis favorit dan novelnya sebagai a must read di kamus saya. Ini adalah karyanya yang kesekian yang sudah saya baca, dan saya pasti membeli setiap karya Orizuka, bahkan tanpa membaca sinopsis dan blurbnya terlebih dahulu. Jadi, begitu Penerbit Haru mengumumkan bahwa ada karya Orizuka yang akan terbit, maka saya langsung memutuskan membelinya segera di toko buku dan menghabiskannya hanya dalam waktu kurang dari dua hari (maklum, bacanya pas hari kerja). Untuk readers yang membutuhkan bacaan segar, menghibur, kocak, sekaligus mengharukan, saya sangat merekomendasikan buku yang satu ini. Cara bercerita Orizuka memang top banget. Mengalir dan mampu membuat saya senyum-senyum sendiri dan tidak bisa berhenti membalik halaman per halamannya. Cover pinknya yang lucu juga sangat memanjakan mata. Mengapa saya terkesan tidak mengkritik novel ini? Karena, saya sudah terbawa aliran cerita menarik dan menghibur. Jadi, ketika saya selesai membaca novel ini, pikiran saya hanya mengulang-ulang kejadian lucu dari novel dan membayangkan sosok Rex *ups* yang menjadi tokoh favorit saya. Saya tahu, ini adalah novel berseri dari Orizuka, jadi saya sangat berharap sekuelnya juga segera terbit (padahal seri 1nya saja baru terbit bulan ini). Hwaiting Orizuka! Selalu ciptakan karya yang berkualitas dan menghibur seperti ini ya.. XP 






[GIFT] A WEREWOLF BOY





Yay! Akhirnya paket hadiah dari fanfictionku tiba juga. Makasih ya mba dee atas hadiahnya. Hihihi.. XD
Akan segera saya review setelah saya selesai membacanya. :D


Senin, 08 Juli 2013

[FLASH FICTION] Jangan sampai mereka...


"Benarkah Ini semua karena mereka?" Tanganku terkepal. Bahuku sedikit bergetar. Sebisa mungkin aku menahan diri untuk tidak menangis.

"Maksudmu, leluhur kita? Manusia jaman milenium itu?" Dia berkata santai, namun sorot matanya terlihat menyimpan kebencian yang mendalam. Aku tidak bisa berkata apapun. Yang sekarang aku bisa lakukan hanya menahan agar air mataku tidak jatuh. Kami diharuskan menghemat pemakaian air sedikit mungkin. Bahkan, untuk menangis saja, hukum akan dijatuhkan pada kami, karena telah membuang-buang setetes air.

Mereka semua berkata, ini akibat leluhur kami yang biasa kami sebut manusia jaman milenium. Leluhur kami itu sangat tidak merawat bumi. Akibat besarnya adalah dampak bagi kami, penerus bumi ini. Mereka membuang sampah sembarangan, boros dalam penggunaan air, tidak merawat hutan. Sekarang? Kamilah sang penerus mereka, anak cucu mereka yang merasakan akibat perbuatan mereka yang tidak terpuji jaman dulu. Kamilah yang merasakan penderitaan yang menyakitkan ini. Kami harus bertarung untuk mendapatkan bahan makanan, Global Warming membuat bumi semakin gersang dan panas bahkan dimalam hari. Yang kuatlah yang menang. Bahkan ada perang antar negara hanya untuk memperebutkan sebuah sungai kecil di wilayah perbatasan. Siapa yang tidak bisa bertahan, tidak bisa meneruskan hidupnya. Sementara yang kaya pun juga tidak menjanjikan akan mendapat semua. Sekarang, menangispun termasuk kesalahan dan masuk ke dalam undang-undang. Karena dianggap sebagai sebuah pemborosan air. Bayangkan? Apakah mereka, leluhur kami, pernah berpikir penerusnya akan seperti ini?

"Mereka tidak pernah memikirkan kita. Kalau mereka sayang dengan kehidupan anak, cucu, dan penerus mereka. Tentulah tidak akan ada perang besar hanya untuk memperebutkan setetes air."

Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Selama ini, aku membela para leluhur dan menilai ini bukan kesalahan mereka. Aku berterima kasih kepada mereka, karena keberadaan kami sekarang juga adalah akibat dari mereka. Tapi, buat apa kami hidup tapi tidak dibekali dengan sumber daya alam yang mencukupi? Untuk apa kami hidup kalau bumi ini sudah dirusak terlebih dahulu? Api kebencian mulai tersulut dalam benakku. Bahkan satu kalimat yang tidak pernah terlintas dalam pikiranku akhirnya terucap.

"Kalau begitu, lebih baik mereka tidak hidup kan?"

END

Note : Flash Fiction ini terinspirasi karena Global Warming yang terjadi. Udara bumi semakin panas. Asap dimana-mana. Air semakin berkurang. Kebakaran hutan dimana-mana. Nah, tiba-tiba saya terpikir, bagaimana jika suatu saat nanti, seluruh sumber daya alam semakin langka? Bagaimana keturunan kita menghadapi hidup? Jangan-jangan mereka malah mengutuki dan mengeluarkan sumpah serapah akibat kelalaian kita, manusia jaman milenium. Jadilah terbentuk Flash Fiction ini. Mudah-mudahan dapat memberikan sedikit kesadaran untuk kita dalam menjaga alam dan lingkungan bukan hanya untuk kita, tapi juga keturunan kita.

By : Mocca

Senin, 01 Juli 2013

[FANFICTION] GU FAMILY BOOK / KANG CHI - YEO WOOL [THE FATE]




THE FATE






Kang Chi POV

Ini adalah tahun ke 422, aku menjalani, kehidupanku.. sendirian..

Aku melihatnya, berjalan ke arahku, wajah itu, tidak salah lagi. Dia adalah wanita yang aku cari sampai saat ini. Ia adalah satu-satunya wanita yang membuatku ingin menjadi manusia. Ia adalah seseorang yang paling aku rindukan selama empat ratus dua puluh dua tahun kehidupan abadiku. Keinginanku bertemu dengannya yang membuatku bersemangat menjalani kehidupan abadi yang menyakitkan ini.

“Yeo wool-a.”

Saat kita bertemu lagi, aku akan mengenalimu lebih dulu. Saat kita bertemu lagi, aku akan mencintaimu lebih dulu.

Selasa, 18 Juni 2013

Question of Life : Mengapa Menulis?



 

Sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul di benak saya.


Mengapa kamu ingin menulis, dan kenapa tidak mencoba menerbitkan satu buku pun?
Haha. Entah kenapa saya bisa bertanya pada diri saya sendiri seperti itu. 

Mengapa menulis? 

Hmm, entahlah, jujur saja saat masih sekolah dulu saya sangat suka mencatat, apapun yang dibicarakan guru dan yang tertulis di papan tulis pastilah saya catat. Mungkin itulah asal muasal saya ingin sekali menulis. Apalagi saya bukanlah orang dengan tipe blak-blakan. Saya tidak bisa langsung mengkritik orang melalui omongan, tapi saya bisa mengkritik mereka melalui tulisan. Baik tulisan itu saya publish maupun tidak. Lalu, saya suka membaca. Saya ingat bahkan jaman SMA pun saya masih menyukai komik, anime, dll. Mulailah sedikit demi sedikit berpaling ke novel. Dimana saat itu buku terbitan Gramedia-lah yang langganan saya baca.  Semakin kesini, saya semakin suka membaca buku terbitan Gagas Media, Penerbit Haru, dan penerbit besar lainnya. Mungkin dari situ jugalah saya ingin menulis. Saya ingin agar suatu saat nanti buku yang saya tulis bisa terpampang di toko buku dan dapat dibaca orang banyak.
Namun sekarang..
Mengapa menulis? Saya ingin mengubah dunia melalui tulisan saya (walau masih angan-angan dan tampaknya akan sulit jadi kenyataan, tapi saya percaya tidak ada yang mustahil kan :) ). Saya ingin menawarkan sebuah ‘dunia’ baru dalam imajinasi saya, sehingga semua orang juga dapat menikmatinya. Passion saya disini, entah menulis artikel, cerpen, ataupun novel. Intinya saya suka menulis. Itu saja.

Mengapa tidak mencoba menerbitkan buku?

Saya sedang dalam proses itu. Mungkin saya belum pernah cerita, tapi tulisan saya dulu pernah diterima oleh sebuah penerbit. Dan dalam tahap yang diberikan untuk menuliskan beberapa revisi, terpaksa saya tolak tawaran mereka. Kenapa? Karena saat itu, saya mengalami masa kehilangan yang amat sangat (yang tidak mau saya ungkit lagi), alhasil jadilah saya tidak bisa menulis dan membatalkan Mou tersebut. TT mengingat hal itu, kini saya jadi sedih sendiri. Dan, untuk mewujudkan mimpi saya menjadi seorang penulis, kini saya sedang menulis sebuah novel yang ingin saya ikutkan dalam perlombaan. Doakan saya bisa berhasil ya. Sekarang, entah mengapa saya juga mulai menulis artikel. Non Fiksi. Padahal awalnya fokus saya adalah di Fiksi. Tapi, yah, menulis itu tidak dibatasi oleh apapun kan? Baik genre, maupun tema, semua bisa kita coba karena kita adalah penulis. Masalah paling berat yang saya hadapi dalam menulis adalah waktu. Saat jam kerja, tentu saja saya tidak bisa sepenuhnya menulis, karena akan terhalang oleh pekerjaan. Di rumah, sekarang saya lebih menghabiskan waktu dengan menonton drama (Oke, saya akui itu salah saya). Untuk mendapatkan mood pada malam hari, jujur terasa sangat sulit. Akibat pusingnya kepala memikirkan pekerjaan, dan saya tipe orang yang  cepat capek dan jenuh. Jadi, benar-benar saya harus memiliki niat untuk melanjutkan mimpi saya. 

Kendala

Sekalian curhat ya, kendala terbesar saya selain waktu dan niat adalah kurangnya rasa percaya diri akan karya yang saya buat. Betul, saya tidak boleh tidak percaya akan diri saya sendiri, karena akan berpengaruh pada hasil tulisan saya nanti. Apalagi, jika penulis jenuh dengan tulisannya, apalagi pembaca. Betul? Karena itu, saya mencoba untuk menumbuhkan lagi mood saya menulis. Dengan apa? Dengan membaca! Saya sangat setuju kalau membaca akan membantu penulis untuk menambah perbendaharaan kata mereka dan juga imaginasi. Sekalian belajar dari yang senior.  Akan tetapi, saya sedikit terhambat. Karena, entah mengapa saya merasa beberapa novel yang saya baca belum memuaskan saya. Bahkan novel terakhir yang sedang saya baca ini sudah saya biarkan tiga sampai empat minggu lebih tergeletak begitu saja. Paling saya hanya bisa membaca satu bab saja perminggunya! Entah apa juga yang terjadi pada saya. Fokus saya seakan terbelah.  Sisi Kpopers saya lebih mendominasi dari sisi penulis saya. Saya harap semuanya akan tetap berjalan seimbang. Sehingga saya dapat mewujudkan impian saya. Amin.. 

Perbedaan

Baru saja saya menemukan file-file novel saya yang sudah lama tidak saya buka (sekitar tahun 2009-1020). Begitu kaget, karena ternyata banyak ide yang sudah saya sia-siakan selama ini. Memang, kemampuan dalam EYD dan tanda baca, serta membuat deskripsi dan narasi jauh lebih baik saya yang sekarang, tapi jauh di dalam lubuk hati saya sejujurnya saya iri. Saya iri dengan diri saya 4 tahun lalu. Saya iri, kenapa justru inspirasi dalam cerita saya lebih baik yang dulu daripada yang sekarang? Kenapa saat itu saya memiliki banyak ide cerita baru? Kenapa saya yang sekarang sepertinya sangat susah mencari ide untuk menulis novel? Apa karena pikiran dan tingkat stress yang jauh lebih tinggi dibanding dulu? Apa juga karena faktor lingkungannya? Well, tapi saya bersyukur, setidaknya saya dapat mengembangkan ide cerita baru dari novel saya yang sudah terbengkalai itu. Akan saya buat outline dari awal, akan saya perkuat karakter dan ceritanya, juga akan saya tulis ulang dengan gaya penulisan yang lebih fresh. Setidaknya, saya jauh lebih semangat saat membaca file-file novel ini. Bahkan, terbersit rasa haru mendalam. Saya harus bisa. Saya harus bisa mewujudkan impian saya. Fighting! 

So.. akhir kata, saya berharap semua readers yang bercita-cita menjadi penulis seperti saya. Ayo! Kalian pasti bisa. Tetap berjuang dan semangat untuk meraih mimpi setinggi bintang di langit. Jangan lupa berdoa. Dan seperti kata Agnes Monica… DREAM, BELIEVE, AND MAKE IT HAPPEN!! ^^

By : Mocca