Welcome

God is good all the time

Rabu, 19 Desember 2012

Comfort Zone




Annyeong para reader *bow * ^^

Sudah lama tidak berjumpa. Yah, maaf ya karena sudah lama tidak update blog ini. Maklum, pekerjaan yang kian lama kian membingungkan sangat menyita waktu saya. Jangankan untuk menulis, kegiatan membaca saya pun jadi tertunda akibat pemborosan waktu yang diakibatkan oleh pekerjaan kantor *lirik 8 tumpukan novel yang belum terbaca*. Jadi, sekarang untuk project yang sudah saya canangkan untuk blog ini pun jadi tertunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Rabu, 05 Desember 2012

Surat kecilku, untuk Papa


Tuhan.. bisakah kau membawa pesan rinduku untuk Papa yang kini sudah senang bersamaMU?

Surat kecilku untukmu Papa,

Selasa, 04 Desember 2012

[PROJECT] Coming Soon ...


Holla.. Wow.. Sudah memasuki bulan Desember saja.. Waktu bergulir begitu cepat, saatnya project baru menanti..#DesemberWish Mudah-mudahan project ini terselesaikan dan tidak ada kendala dan dapat diterima..Aminn.. Fighting ^^ tunggu saja kabarnya di blog ini yaa..Annyeong.. :D

Rabu, 28 November 2012

DESKRIPSI by Christian Simamora



Hallow! Udah lama ya nggak nulis tip menulis di fanpage. ^^

Topik kali ini adalah mengenai deskripsi. Nggak hanya buku, artikel, maupun coach menulis kreatif biasanya kalau lagi ngomongin soal deskripsi pasti seneng banget nyebut jargon gimmicky: ‘SHOW, DON’T TELL’. Dulu, sebelum benar-benar kecemplung di dunia tulis-menulis ini, jujur aja aku suka bingung dengan jargon ini. SHOW? DON’T TELL? Maksud ngana?

*sekian tahun kemudian..., baru ngerti. ;p*

Berikut adalah tip yang bisa kamu coba lakukan untuk mengasah sense kamu membuat deskripsi menarik di tulisan fiksi kamu.

TIP #1| Ganti kata sifatnya

Rabu, 14 November 2012

Flash Fiction - Kenangan Hujan




Aku melangkah ke arah balkon untuk memandang ke arah jalan. Kau masih belum pulang. Aku mencibir dan kembali masuk ke dalam rumah. Aku berinisiatif membuat secangkir kopi panas untuk mendinginkan tubuhku yang menggigil. Padahal aku tidak memasang AC maupun pendingin ruangan lainnya, tapi kenapa udara sekitar seperti menusuk ke dalam tulang? Aku kembali ke balkon untuk menunggumu sembari menyesap kopi yang baru saja kubuat. 5 menit.. 10 menit.. 30 menit.. Namun, kau tak kunjung kembali. Perasaanku tidak enak, takut terjadi sesuatu seperti yang dulu. Aku tidak mau kehilangan, tidak untuk kedua kalinya. Aku mencoba menelponmu, tapi tak ada jawaban. Kemana kamu? Aku makin panik, tidak bisa menyembunyikan kegelisahanku. Dalam hati aku berjanji, jikadalam hitungan ke seratus kau tidak kembali, aku akan mencarimu. Entah dimana. Pasti akan kucari sampai dapat.

Minggu, 11 November 2012

Kenanganku untuk Papa

Bisa dibilang seminggu kebelakang ini adalah hari terburuk yang pernah saya alami. Kejadian demi kejadian selalu terekam jelas di otak saya. Satu persatu kenangan membuat saya meneteskan air mata saat mengingatnya. Jujur saja, kejadian kali ini yang paling menyesakkan menurut saya. Bagaimana tidak, orang yang saya sayangi dan cintai pergi meninggalkan saya selamanya. SELAMANYA!! Well, sebuah pukulan berat bagi saya dan keluarga. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau hal ini akan terjadi. Tidak secepat ini! Akal sehat saya masih belum bisa berpikir dengan jernih. Naskah yang sedang on progress pun jadi terbengkalai. Entah kapan bisa saya selesaikan. Karena bayang-bayang papa saja yang terus terlintas di pikiran saya. Benar kata orang, peliharalah kenangan, karena hanya di kenanganlah seseorang yang sudah tidak ada tetap dapat hidup. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dalam situasi ini seperti sebelumnya. Karena saya gadis yang kuat! Gadis yang mandiri! Saya bisa! Saya akan mewujudkan mimpi saya untuk menjadi kebanggaan orang tua. Mungkin saat ini saya lebih sensitive dan tidak bisa berpikir dengan jernih. Bahkan emosi lebih cepat terpancing dan terkesan labil. Tapi, percayalah jika suatu saat kalian mengalami hal yang sama seperti saya, hal ini akan menjadi sesuatu yang wajar. Mungkin sampai saat ini saya seperti bermimpi dan jujur masih belum bisa menerima kepergian papa. Namun, saya juga tidak mau larut dalam kesedihan, masih ada anggota keluarga saya yang lain yang perlu diperhatikan. Fighting!

Senin, 29 Oktober 2012

[Flash Fiction] Birthday

Selamat ulang tahun kami ucapkan..
Selamat panjang umur, kita kan doakan..
Selamat sejahtera sehat sentosa..
Selamat panjang umur
Dan bahagia..


***

Rabu, 24 Oktober 2012

Motivasi Menulis!


Setelah membaca beberapa artikel dari web Penerbit Mizan. Saya menemukan satu artikel yang menarik perhatian saya (yang saya yakin juga dapat membantu para penulis diluar sana). Saya akan copas artikelnya di blog saya -namun tetap mencantumkan source asli ke web mizan yang adalah asal sumber artikel ini- tapi, bedanya saya ingin membuat catatan-catatan kecil sesuai dengan pengalaman saya menulis. Mungkin juga beberapa dari anda akan berpikiran sama. Note yang saya beri warna merah adalah komentar saya, bukan dari sumber artikel. Okay, here we go~.

Selasa, 23 Oktober 2012

Dia mencintai Dia [CONTEST #CeritaMiniWithYou)


Gedung olahraga ini nampak terlalu besar untuk kami –aku dan pria disampingku- berdua yang sedang duduk di pinggir lapangan. Sepi.. tapi, aku suka! Jarang sekali kami bisa menghabiskan waktu seperti ini lagi. Kami duduk saling membelakangi, itu kebiasaan ketika sedang menceritakan rahasia masing-masing. Bahkan, kami sudah mengundi siapa yang akan bercerita terlebih dahulu. Dia kalah! Tapi, raut wajahnya bahagia. Dengan berseri-seri, ia memulai ceritanya seperti melantunkan sebuah lagu. Lagu yang dalam sekejap membuat hatiku hancur berkeping-keping. Dia mencintai Dia. Tak sanggup lagi aku berkata. Akan aku kubur rahasia hatiku terdalam, bahwa aku... mencintainya.

Senin, 22 Oktober 2012

Menanti sebuah kesempatan


Aku butuh waktu.. aku butuh kebebasan.. Jangan jerat aku dan buatku susah bernafas. Jangan pojokkan aku dan meleparku ke alam gelap. Aku bisa berontak melawanmu saat aku terbebas nanti. Memang saat ini, aku lemah, tidak punya kuasa untuk membalasmu, tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi, tunggu saatnya nanti, ketika aku bisa melepaskan diri dan membuang jauh-jauh jerat ini, kamu tinggal menunggu giliranmu. Giliranmu menjadi sepertiku, terjerat dalam tipu dayamu sendiri. Aku sangat menantikan hal itu, menantikan.. sebuah.. kesempatan..

Rabu, 10 Oktober 2012

[10102012] #twittip @Gradien #YRI

Untuk saya yang memiliki mimpi  menerbitkan buku yang saya tulis agar bisa berguna bagi para pembaca tentu akan mencari sebanyak-banyaknya informasi berguna yang bisa melancarkan jalan saya meraih mimpi saya.

Salah satunya adalah Twitter penerbit @Gradien .. yang sekarang sedang mengadakan lomba penulisan novel remaja (Young Romance Indonesia) yang setelah ini disingkat #YRI.
Melalui twitter ini, saya mendapat banyak pengetahuan bermanfaat mengenai dunia tulis menulis yang saya tekuni. Apalagi saya yang sekarang sedang dalam tahap pembuatan naskah #YRI selalu setia mengecek twitter Gradien ini.

Nah, entah mengapa tiba-tiba saya merasa harus meringkas #twittip ini ke dalam blog saya, karena selain untuk memudahkan saya mencari 'arsip' twitnya, saya merasa perlu membagikan twit ini kepada semua writer tetapi dengan media yang mudah. Blog adalah salah satunya. Begitu anda klik website yang dituju, tanpa perlu mengecek timeline, semua arsip itu sudah tertulis rapi dan tinggal dibaca ulang.

Jadi, saya mau memulai untuk mencatat ulang #twittip @Gradien ini di blog ini sesuai dengan point di twitter. Check it out!
Sering kali, sebagai penulis pemula, banyak yang berpikir menulis novel sama dengan mengetik sepanjang 150 halaman #Twittip
1. Apakah dengan "berhasil" menulis sepanjang 150 halaman sama dengan "berhasil" menjadi novelis? #Twittip
2. Apakah dengan "berhasil" duduk diam selama sekian jam untuk mengetik, sama artinya "berhasil jadi penulis #Twittip
3. Inilah kabar buruknya, Graders. Jawabannya: Tidak. Ciyus, cungguh. 150 halaman a4 tidak serta merta menjadikan Anda penulis #Twittip
4. Sama seperti seseorang bisa menendang bola ke gawang tidak serta merta menjadikannya pemain sepak bola, demikian juga penulis. #Twittip
5. Yang sering kita lupakan dan ingkari, menulis adalah kerja keras. Ada banyak yang harus dipelajari dan dilatih.#Twittip
6. Ada banyak elemen dalam novel yang harus diperhatikan, diamati dan dipelajari dengan seksama. Paling penting: jangan dilanggar. #Twittip
7. Misal nih, jangan iseng-iseng bikin novel tanpa seting, atau coba-coba bikin novel tanpa plot. #Twittip
8. Itu sama seperti ingin masak opor ayam tanpa bahan santan. masih bisakah disebut opor? >.< #Twittip
9. Kabar baiknya, setiap elemen dalam novel bisa dipelajari dan dilatih. | Beneran setiap elemen nih, Min? Ga boong? | Ciyuuusss. #Twittip
10. Mulai dari hal dasar seperti karakterisasi sampai pemberian judul naskah, ternyata ada ilmunya, Graders. #Twittip
11. Ada ilmunya berarti bisa dipelajari. Singkatnya, menulis bisa dipelajari dan dilatih.#Twittip
12. Latihan menulis itu seperti apa sih Min? Sumpeh, seumur-umur baru denger nih soal latihan menulis.| Yuu, kita intip caranya. #Twittip
13. Elemen dasar novel ada tiga. a) Karakter b) Plot c) Seting. Nah, kali ini Mimin akan mengulas seting :) #Twittip
14. Bagaimana caranya melatih cara kita menulis seting? Pertama-tama, ambilah sebuah obyek sederhana. #Twittip
15. Misal kita sedang di cafe, dan sedang minum cappucino. Coba perhatikan gelasnya. #Twittip
16. Bentuknya seperti apa? Apa warnanya? Punya cuping gelas? Ada sendoknya ga? Bagaimana logonya? #Twittip
17. Masihkah ada sisa-sisa foam susu? atau jangan-jangan sudah tandas? Coba lihat lagi, ada serbuk-serbuk coklatnya nggak?  #Twittip
18. Lalu cobalah tulis di secarik kertas. Tidak perlu panjang-panjang. Kisaran 100-150 kata dulu. #Twittip
19. Yah Min, apa gunanya latihan nulis cangkir cappucino? Nggak keren, Min. | Masa iya? padahal banyak gunanya, loh. #Twittip
20. Deskripsi cangkir tersebut bisa Graders gunakan dalam banyak adegan novel. Ya apa ya? #Twittip
21. Tokoh kita bertemu dan ngobrol di cafe? Nah, bisa dipakai dong deskripsi cangkir tadi. Ya apa ya? #Twittip
22. Bosan dengan kopi? eh coba ganti dengan es teh, atau mungkin segelas susu coklat? Intinya: latihan mendeskripsikan wadah. #Twittip
23. Jangan terpaku dengan gelas/cangkir. Gunakan apa saja. Pensil, iPhone, HP, tas, baju, fashion, wuiiihh... banyak kan? #Twittip
24. Pada saatnya nanti, setiap kepingan cerita ini bisa digunakan dalam novel atau cerpenmu. #Twittip
25. Butuh tantangan? Coba kali ini deskripsikan taman, atau kantin tempat Graders makan siang. #Twittip
26. Berapa luasnya? Ada banyak orang? Sedikit? Apa warna ubinnya? Bagaimana tata letak mejanya? Ada berapa kasir? Apa seragamnya? #Twittip
27. Tidak harus menghabiskan waktu berjam-jam. Cukup 100-150 kata dulu. yang penting Graders menulis sesuatu. #Twittip
28. Tidak harus di laptop. Tulislah di atas secarik kertas atau di buku catatan, atau bisa juga pakai handphone. #Twittip
29. Kuncinya? Disiplin. YA! Harus disiplin. Coba bayangkan. setiap hari menulis 1 keping seting. sebulan sudah punya 30 seting. benar nggak? #Twittip
30. Sehari mendeskrispkan 1 benda, satu bulan sudah punya 30 deskripsi. Benar kan? Sekali lagi, kuncinya ada pada kedisiplinan. #Twittip
31. Beranikan diri untuk menuliskan apa saja. Mulai dari wadah hingga orang lalu lalang. #Twittip
32. Pelan-pelan tambah jumlah kata yang harus ditulis. Misal, jadi 350 kata. Besok-besok 1000 kata pun bukan masalah besar. #Twittip

Nahh, sekian rangkaian #Twittip latihan menulis ala Gradien. Mudah-mudahan membantu Graders meluaskan wawasan, bahwa menulis bisa dipelajari

Source : @gradien


Minggu, 07 Oktober 2012

Akhirnya saya ikut hanyut bersama Perahu Kertas !


Perahu Kertas...

Perahu Kertas..

Gak pernah terbayang sebelumnya kalau ternyata saya akan membaca novel satu ini dan jatuh hati dengan ceritanya. Bukan, saya bukan mau mereview Perahu Kertas sekarang (belum tepatnya), karena saya pun belum selesai membaca novel ini sekarang. Saya hanya mau menuliskan perasaan saya saat membaca novel yang sekarang sedang ditayangkan di bioskop -walaupun sudah season 2 nya aka Perahu Kertas 2-.

Awalnya, jujur saja saya sama sekali tidak mengantisipasi novel dan film ini. Karena walaupun saya sudah berkali-kali melihat novel Perahu Kertas ini di banyak toko buku, tapi hanya saya lewatkan saja. Bahkan, ketika saya membaca awal bab novel ini, tetap belum memikat hati saya untuk membelinya. Entah saat itu apa yang sedang saya rasakan, pokoknya dalam pikiran saya novel Dee satu ini sepertinya memiliki bahasa yang berat dan setting yang berbeda jadi saya putuskan untuk tidak melihatnya. Walaupun saat itu sedang gencar-gencarnya promosi movie ini sendiri.

Akhirnya saya jatuh hati..

Sampai akhirnya, ketika radio di kantor memutar lagu OST Perahu Kertas (yang saya sadari melalui liriknya, walau sebenarnya saya kurang suka dengan lagu Indonesia) saya mulailah iseng-iseng (jadi ingat pas nonton Rooftop Prince, saya juga iseng download tapi justru malah menjadi drama favorit saya) mencari-cari hingga akhirnya memutuskan untuk membaca buku ini. Perasaan saya membaca Bab 1 yang dulu saya baca dalam keadaan lelah sekarang justru berbeda. Alur cerita, karakter tokoh dan cara penyampaian pesan dari buku ini membuat saya jatuh hati dengan karakter masing-masing disini. Tentu saja saya paling suka dengan tokoh Keenan. Wow, seorang introvert penyuka seni yang mau berjuang keras agar terus berkarya. Saya membayangkan Keenan dalam imajinasi saya. Jika ada pria seperti ini, tentu saya ingin bertemu dengannya -walau saya yakin jikalau bertemupun, pasti hanya akan diam satu sama lain karena jiwa introvert kami yang mirip-. Disini, saya melihat kalau Dee membuat alur yang tidak terburu-buru tapi tepat waktu dan sasaran. Saya suka chemistry Keenan dan Kugy ketika mereka sedang bersama, interaksi mereka lucu dan menarik. Apalagi waktu membayangkan Kugy yang memiliki dunia imajinasi yang hampir mirip dengan saya (kecuali Agen Neptunus (walau zodiak saya juga Aquarius), dan Perahu Kertasnya itu -saya tidak pernah mengirim surat ke Neptunus loh-). Kugy juga memiliki mimpi yang sama dengan saya, yaitu seorang penulis dongeng, beda dikit sih, saya maunya jadi penulis novel aja. Hehehe. Karakter lainnya seperti Noni, Eko, Ojos (pacar Kugy) dan bahkan Wanda yang mengesalkan itupun berhasil membawa warna dan konflik menarik lainnya. Pokoknya ramuan tokoh Dee di novel ini saya acungi jempol ! (y)

Sempat mogok membaca..

Sampai tibalah sebuah scene Keenan harus tinggal di Ubud, meninggalkan Kugy di Bandung. Well, perjalanan membaca sampai ke scene ini memang tidak terasa, karena cerita ini mengalir dengan sendirinya. Namun saya mulai sadar ketika sampai ke scene ini, berarti tidak ada pertemuan fisik antara Keenan dan Kugy lagi. Lalu.. lalu.. Gimana donk?? Pertanyaan saya terjawab sudah. Luhde, adalah seseorang yang saya cemburui. Loh? Kenapa? Entah mengapa, walau disini saya hanya sebagai pembaca, tapi saya seperti memiliki perasaan Kugy. Saya cemburu melihat kedekatan Keenan dan Luhde, saya gak relaaa Kugy ditinggal begitu saja di Jakarta, apalagi ketika Keenan 'berhasil' membuat Kugy jadi seseorang yang berbeda dari sikap aslinya. Alhasil saya mulai mogok membaca novel ini untuk beberapa hari.. Sepertinya saya belum siap membaca kelanjutannya.. Hmm.. Saya saja seperti ini, bagaimana kalau Kugy yang melihat langsung ya?

Merindukan Perahu Kertas..

Mogok membaca yang saya canangkan akhirnya malah membuat saya 'menjilat ludah' saya sendiri. Tidak berhasil untuk mogok membaca terlalu lama (karena juga terlalu takut kehilangan feel-nya), akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan novel ini. Ternyata oh ternyata, memang kelanjutan cerita ini membuat saya jatuh cemburu kedua kalinya (yang artinya Dee berhasil menggambarkan chemistry antara Keenan dan Luhde). Ya sudah, tidak ada pilihan lain, sekalinya memutuskan berlayar saya tentunya harus meneruskan hingga ke tepian kan? Tapii.. Tapii.. ternyata disini Keenan juga ternyata memikirkan si kecilnya Kugy. Wohoo, saya jadi semangat membaca lagi! Menurut saya justru chemistry antara Keenan dan Kugy semakin terasa. Walau dipisahkan oleh perbedaan waktu dan pulau, tapi mereka masih saling merindukan satu sama lain. Dan itu membuat saya semakin produktif dalam membaca novel ini.
Sampai saat ini saya baru selesai membaca ketika ada tokoh baru yang dimasukkan oleh Dee. Remi namanya. Pria ini menurut saya memiliki peran seperti Luhde. Dia yang akan mencoba menggantikan posisi Keenan di hati Kugy.. (ini menurut penilaian saya loh)

Bagaimana kelanjutannya pun saya belum tahu, karena belum selesai membaca sampai tuntas. Kalau saya sudah selesai membaca, saya akan buat reviewnya deh! Hehe.. :)
Kalau begitu, tunggu reviewnya aja ya dalam beberapa minggu ke depan.

Nb : Disini tidak disebutkan seluruh tokoh dan alur cerita dengan jelas. Maklum, ini kan bukan review. Hehe.. ^^ (Saya juga akan membuat reviewnya berdasarkan novel ya, bukan film! Karena sampai sekarang pun saya belum menonton filmnya.)

Selamat berlayar Perahu Kertas ku!!




Senin, 24 September 2012

Writer's Block








 Intensitas pekerjaan yang saya alami sekarang, sebenarnya bisa terbilang sedikit. Dimana di kantor tempat saya bekerja sekarang sedang mengalami sedikit ‘penurunan’. Memang itu sudah terjadi dari awal tahun hingga sekarang, tapi dampaknya sangat terasa belakangan ini. Bahkan, salah seorang teman sayapun memutuskan resign untuk melanjutkan studinya. Ya, intensitas pekerjaan yang terjadi sekarang justru membuat tingkat stress itu naik dengan sendirinya (stress ini terjadi tentunya dari banyak hal yang terjadi di kantor, bukan hanya masalah pekerjaan itu sendiri, tapi lebih ke lingkungan tempat bekerja). Tentu saja, saya memilih untuk mengerjakan suatu pekerjaan secara dinamis namun rapi dan teratur dibanding mengerjakan sedikit pekerjaan namun justru rasa malas berlebih yang muncul.  Dan ini pun merupakan salah satu faktor ide saya ‘mampet’ di tengah jalan. Awalnya saya berpikir ketika pekerjaan rutin yang biasanya kita kerjakan sekarang berkurang, akan bisa membawa saya menuju satu titik. Mimpi saya sebagai seorang penulis. Namun, saya salah! Salah besar! Keadaan berbanding terbalik, saya justru tidak mendapat greget menulis ketika sedang di kantor. Dimana saat saya berpikir kalau ini adalah kesempatan saya untuk menulis sebanyak-banyaknya malah tidak dapat saya pergunakan.

Saya juga mencoba mencari ide dengan browsing di internet, mencari gambar inspiratif, namun justru membuat kepala saya pusing entah kenapa. Apalagi dengan mata saya yang ternyata cylinder ini. Tidak memungkinkan bagi saya untuk berlama-lama melihat lembaran kertas putih ataupun pantulan cahaya dari komputer tanpa kacamata (yang notabene saya belum punya dan tidak mau saya pakai). Karena hal ini pula lah, background computer saya hanya blank atau hitam saja. Saya tau sekarang saya mengalami Writer’s Block akan tetapi saya ingin segera keluar dari zona ini dan meraih mimpi saya. Yang mau saya mulai dengan mengikuti beberapa lomba menulis sekarang ini. Jadi, sekarang yang dapat saya lakukan adalah menghela nafas panjang, menghembuskannya, duduk di depan komputer dan mulai menulis (saya mencoba menulis blog ini dulu, dan Puji Tuhan saya masih bisa posting blog ini) itu artinya saya masih belum kehilangan kemampuan mengetik saya. Hehe.. Fighting!!

Kamis, 13 September 2012

Jika.. bisa



Jika bisa,
Aku ingin menghilang dari tempat ini..

Jika bisa,
Aku ingin memutar waktu dan mengulang kenangan yang dahulu..

Jika bisa,
Aku ingin terbang bersamaan dengan hembusan angin lalu menghilang dalam keheningan malam..

Jika bisa,
Aku ingin tenggelam di dalamnya samudera..

Jika bisa,
Aku ingin berlindung di balik awan ditemani oleh bintang..

Jika bisa,
Aku ingin bulan memancarkan cahayanya kepadaku.

Bisakah aku?

Rabu, 12 September 2012

Satu Waktu





Waktu..

Sesuatu yang kejam..

***

Awalnya,

Ia yang mempertemukan kita
Ia yang mempersatukan kita
Ia yang membahagiakan kita

Akhirnya,

Ia yang memisahkan kita
Ia yang memecahkan kita
Ia yang meremukredamkan kita

***

Angin,
Bolehkah aku menitipkan pesan
Lewat setiap hembusanmu..

Pada sang waktu,
Jikalau ia mengijinkan,
Pertemukanlah kami lagi..
Satukanlah kami lagi..

Tapi,
Satu pintaku saja..
Jangan.. Jangan pisahkan kami..

Kamis, 30 Agustus 2012

BACK TO THE PAST [Vina]


             -Masa depan dimulai dari masa lalu- 

Judl : FATE ?

          Aku terpana melihat kemegahan sebuah istana dihadapanku ini. Berkali-kali pula aku mendecak kagum dengan keindahan pemandangan yang menjadi latar istana ini. Bagaimana tidak? Hutan rindang dan air mancur yang seakan menari mengelilingi istana ini. Pilar-pilar besar menyerupai koloseum berdiri kokoh diantara gerbang istana yang terbuat dari..Hmm..aku belum pernah melihat struktur kayu ini sebelumnya, tapi sepertinya dari kualitas yang terbaik. Belum lagi ditambah hiasan berlian di gagang pintunya. Benar-benar mewah. Tapi, yang harus aku lakukan sekarang bukanlah mengagumi keindahan istana ini. Yang harus aku tahu sekarang adalah dimana aku berada, kenapa aku bisa tiba-tiba disini? Seingatku tadi, aku sedang berada di perpustakaan sekolah. Tapi kenapa tiba-tiba aku bisa berada di dalam hutan rindang dan dikejar oleh beberapa orang yang tidak kukenal sampai akhirnya aku menemukan istana ini?
            “Putri Gretha… Akhirnya kami menemukanmu. Ayo, kita harus segera bersiap.” Ah, lagi-lagi aku harus kabur dari kejaran orang-orang yang tidak aku kenal ini. Tapi, tidak bisa, kali ini mereka berhasil menangkapku. Curang! Mereka bertiga dan aku hanya sendiri.
“Gretha? Aku bukan Gretha. Kalian salah orang!” berulang kali aku mencoba melepaskan diri, tapi tidak bisa. Sedari tadi mereka terus mengejarku dan terus memanggilku Putri. Hei! Aku hanya seorang anak SMA tahu!! Dan namaku Rin!
Mereka membawaku masuk istana dan mengantarku ke sebuah ruangan yang aku yakini adalah tempat tidur putri yang sesungguhnya. Namun, sepertinya tempat ini terlalu besar untuk disebut ‘tempat tidur’. Dua orang berpakaian seperti pelayan datang dan mulai merias wajahku. Aku hanya bisa pasrah. Aku bahkan tidak tahu aku ada dimana.
“Maaf. Tapi aku benar-benar bukan Gretha. Memangnya ini dimana? Tahun berapa?”
“Putri, anda bisa saja. Ini kan di Verland. Tahun 1828.” Ia berujar sembari terus menyisir rambutku. Sementara aku hanya bisa terbengong. Verland? 1828? Beribu pertanyaan muncul di benakku. Seseorang tolong aku! Kumohon!
“Baik. Sudah selesai. Anda cantik sekali.” Aku melihat pantulan diriku di cermin. Ya. Mereka memang hebat, bisa membuatku yang biasa saja jadi terlihat seperti Putri sungguhan.
“Hmm.. Memangnya kita mau kemana?” Aku berdiri dari kursiku. Badanku sedikit oleng, ternyata heels yang kupakai ini terlalu tinggi dan gaun indah ini terlalu berat. Aku tak tahu kalau ternyata menjadi seorang Putri itu sangat tersiksa.
“Hari ini kan pesta pertunangan anda Tuan Putri.” Pelayan itu tersenyum menggoda. “Apa? Tunangan?” Ia mengangguk dan menggiringku kebawah. Aku menyerah. Begitu banyak orang di ballroom kerajaan, semua terlihat memakai pakaian bangsawan seperti di film-film. Begitu aku turun, mereka langsung bertepuk tangan. Yang bisa aku lakukan hanya menebar senyum. Lagipula, tidak mungkin aku kabur dari sini dengan pakaian berat seperti ini.
“Gretha. Kau cantik sekali hari ini.” Suara seorang pria membuyarkan lamunanku. Sedikit tersentak aku menatap wajahnya. Aku terkejut. Sangat terkejut bahkan, pria ini mirip sekali dengan Ken teman sekolahku. Ia menjulurkan tangannya dan secara spontan aku membalas uluran tangannya. Ia mengecup punggung tanganku, yang kontan membuat wajahku memerah seperti kepiting rebus. Aku tarik kembali ucapanku, wajahnya memang mirip dengan Ken tapi kepribadiannya berbanding terbalik. Ia baik, manis, berwibawa dan yang pasti romantis. Sedangkan Ken, ia hanya bisa menjahiliku dan tidak ada romantis-romantisnya! Pria itu mengambil sesuatu di sakunya dan mengaitkannya di leherku. Sebuah kalung dengan bandul Kristal berwarna biru sapphire. Cantik sekali.
“Terima kasih.” Ujarku tersenyum. Ia menggandengku dan kami berjalan berdampingan menuju singgasana. Namun, tanpa sadar kakiku terselip gaun dan terjatuh. “Aw..Sakittt..” aku mengelus pinggangku. Eh? Aku memandang sekitarku. Aku kenal tempat ini. Perpustakaan sekolah!! Aku kembali!! Aku kembali!!
“Hoi.. ngapain kamu duduk di situ Rin? Kurang kerjaan.” Ken berlalu sembari melambaikan tangan. “Huh!” aku bangkit dan mulai membereskan buku yang kupinjam dari perpustakaan. Tanpa sadar ada sesuatu yang terjatuh dari tanganku. Benda berkilauan berwarna biru sapphire. “Ini..Kalung ini kan..” Jadi, semua itu nyata? Aku tidak bermimpi tapi benar-benar pergi ke masa lalu? Jadi.. Pangeran yang aku lihat? Jangan-jangan..“Ken.. tunggu. Aku mau cerita nie.” Aku mengejarnya. “Cerita apa sih? Pasti gak penting deh.”
“Enak saja..” Ia berjalan cepat tapi aku berhasil menyesuaikan langkahku dengannya.
“Huh! Dimasa lalu kau itu tunanganku tahu.” Ucapku nyaris berbisik. “barusan kamu ngomong apa? Gak kedengeran.” Ia menoleh ke arahku dan aku langsung menggeleng keras. Bisa gawat kalau sampai dia mendengar suaraku.
“Tadi mau cerita apa?”
“Gak jadi.”
“Heh??” Aku hanya tersenyum lebar dan terus saja berjalan tanpa memperdulikan Ken yang kebingungan. Sebenarnya, aku masih bingung kenapa aku bisa kembali ke masa lalu tapi.. sudahlah, biar saja ini menjadi rahasiaku. Rahasia yang kusimpan sampai suatu saat nanti ada seseorang yang mengalami hal yang sama denganku.
–END-