Welcome

God is good all the time

Senin, 29 Oktober 2012

[Flash Fiction] Birthday

Selamat ulang tahun kami ucapkan..
Selamat panjang umur, kita kan doakan..
Selamat sejahtera sehat sentosa..
Selamat panjang umur
Dan bahagia..


***

Rabu, 24 Oktober 2012

Motivasi Menulis!


Setelah membaca beberapa artikel dari web Penerbit Mizan. Saya menemukan satu artikel yang menarik perhatian saya (yang saya yakin juga dapat membantu para penulis diluar sana). Saya akan copas artikelnya di blog saya -namun tetap mencantumkan source asli ke web mizan yang adalah asal sumber artikel ini- tapi, bedanya saya ingin membuat catatan-catatan kecil sesuai dengan pengalaman saya menulis. Mungkin juga beberapa dari anda akan berpikiran sama. Note yang saya beri warna merah adalah komentar saya, bukan dari sumber artikel. Okay, here we go~.

Selasa, 23 Oktober 2012

Dia mencintai Dia [CONTEST #CeritaMiniWithYou)


Gedung olahraga ini nampak terlalu besar untuk kami –aku dan pria disampingku- berdua yang sedang duduk di pinggir lapangan. Sepi.. tapi, aku suka! Jarang sekali kami bisa menghabiskan waktu seperti ini lagi. Kami duduk saling membelakangi, itu kebiasaan ketika sedang menceritakan rahasia masing-masing. Bahkan, kami sudah mengundi siapa yang akan bercerita terlebih dahulu. Dia kalah! Tapi, raut wajahnya bahagia. Dengan berseri-seri, ia memulai ceritanya seperti melantunkan sebuah lagu. Lagu yang dalam sekejap membuat hatiku hancur berkeping-keping. Dia mencintai Dia. Tak sanggup lagi aku berkata. Akan aku kubur rahasia hatiku terdalam, bahwa aku... mencintainya.

Senin, 22 Oktober 2012

Menanti sebuah kesempatan


Aku butuh waktu.. aku butuh kebebasan.. Jangan jerat aku dan buatku susah bernafas. Jangan pojokkan aku dan meleparku ke alam gelap. Aku bisa berontak melawanmu saat aku terbebas nanti. Memang saat ini, aku lemah, tidak punya kuasa untuk membalasmu, tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi, tunggu saatnya nanti, ketika aku bisa melepaskan diri dan membuang jauh-jauh jerat ini, kamu tinggal menunggu giliranmu. Giliranmu menjadi sepertiku, terjerat dalam tipu dayamu sendiri. Aku sangat menantikan hal itu, menantikan.. sebuah.. kesempatan..

Rabu, 10 Oktober 2012

[10102012] #twittip @Gradien #YRI

Untuk saya yang memiliki mimpi  menerbitkan buku yang saya tulis agar bisa berguna bagi para pembaca tentu akan mencari sebanyak-banyaknya informasi berguna yang bisa melancarkan jalan saya meraih mimpi saya.

Salah satunya adalah Twitter penerbit @Gradien .. yang sekarang sedang mengadakan lomba penulisan novel remaja (Young Romance Indonesia) yang setelah ini disingkat #YRI.
Melalui twitter ini, saya mendapat banyak pengetahuan bermanfaat mengenai dunia tulis menulis yang saya tekuni. Apalagi saya yang sekarang sedang dalam tahap pembuatan naskah #YRI selalu setia mengecek twitter Gradien ini.

Nah, entah mengapa tiba-tiba saya merasa harus meringkas #twittip ini ke dalam blog saya, karena selain untuk memudahkan saya mencari 'arsip' twitnya, saya merasa perlu membagikan twit ini kepada semua writer tetapi dengan media yang mudah. Blog adalah salah satunya. Begitu anda klik website yang dituju, tanpa perlu mengecek timeline, semua arsip itu sudah tertulis rapi dan tinggal dibaca ulang.

Jadi, saya mau memulai untuk mencatat ulang #twittip @Gradien ini di blog ini sesuai dengan point di twitter. Check it out!
Sering kali, sebagai penulis pemula, banyak yang berpikir menulis novel sama dengan mengetik sepanjang 150 halaman #Twittip
1. Apakah dengan "berhasil" menulis sepanjang 150 halaman sama dengan "berhasil" menjadi novelis? #Twittip
2. Apakah dengan "berhasil" duduk diam selama sekian jam untuk mengetik, sama artinya "berhasil jadi penulis #Twittip
3. Inilah kabar buruknya, Graders. Jawabannya: Tidak. Ciyus, cungguh. 150 halaman a4 tidak serta merta menjadikan Anda penulis #Twittip
4. Sama seperti seseorang bisa menendang bola ke gawang tidak serta merta menjadikannya pemain sepak bola, demikian juga penulis. #Twittip
5. Yang sering kita lupakan dan ingkari, menulis adalah kerja keras. Ada banyak yang harus dipelajari dan dilatih.#Twittip
6. Ada banyak elemen dalam novel yang harus diperhatikan, diamati dan dipelajari dengan seksama. Paling penting: jangan dilanggar. #Twittip
7. Misal nih, jangan iseng-iseng bikin novel tanpa seting, atau coba-coba bikin novel tanpa plot. #Twittip
8. Itu sama seperti ingin masak opor ayam tanpa bahan santan. masih bisakah disebut opor? >.< #Twittip
9. Kabar baiknya, setiap elemen dalam novel bisa dipelajari dan dilatih. | Beneran setiap elemen nih, Min? Ga boong? | Ciyuuusss. #Twittip
10. Mulai dari hal dasar seperti karakterisasi sampai pemberian judul naskah, ternyata ada ilmunya, Graders. #Twittip
11. Ada ilmunya berarti bisa dipelajari. Singkatnya, menulis bisa dipelajari dan dilatih.#Twittip
12. Latihan menulis itu seperti apa sih Min? Sumpeh, seumur-umur baru denger nih soal latihan menulis.| Yuu, kita intip caranya. #Twittip
13. Elemen dasar novel ada tiga. a) Karakter b) Plot c) Seting. Nah, kali ini Mimin akan mengulas seting :) #Twittip
14. Bagaimana caranya melatih cara kita menulis seting? Pertama-tama, ambilah sebuah obyek sederhana. #Twittip
15. Misal kita sedang di cafe, dan sedang minum cappucino. Coba perhatikan gelasnya. #Twittip
16. Bentuknya seperti apa? Apa warnanya? Punya cuping gelas? Ada sendoknya ga? Bagaimana logonya? #Twittip
17. Masihkah ada sisa-sisa foam susu? atau jangan-jangan sudah tandas? Coba lihat lagi, ada serbuk-serbuk coklatnya nggak?  #Twittip
18. Lalu cobalah tulis di secarik kertas. Tidak perlu panjang-panjang. Kisaran 100-150 kata dulu. #Twittip
19. Yah Min, apa gunanya latihan nulis cangkir cappucino? Nggak keren, Min. | Masa iya? padahal banyak gunanya, loh. #Twittip
20. Deskripsi cangkir tersebut bisa Graders gunakan dalam banyak adegan novel. Ya apa ya? #Twittip
21. Tokoh kita bertemu dan ngobrol di cafe? Nah, bisa dipakai dong deskripsi cangkir tadi. Ya apa ya? #Twittip
22. Bosan dengan kopi? eh coba ganti dengan es teh, atau mungkin segelas susu coklat? Intinya: latihan mendeskripsikan wadah. #Twittip
23. Jangan terpaku dengan gelas/cangkir. Gunakan apa saja. Pensil, iPhone, HP, tas, baju, fashion, wuiiihh... banyak kan? #Twittip
24. Pada saatnya nanti, setiap kepingan cerita ini bisa digunakan dalam novel atau cerpenmu. #Twittip
25. Butuh tantangan? Coba kali ini deskripsikan taman, atau kantin tempat Graders makan siang. #Twittip
26. Berapa luasnya? Ada banyak orang? Sedikit? Apa warna ubinnya? Bagaimana tata letak mejanya? Ada berapa kasir? Apa seragamnya? #Twittip
27. Tidak harus menghabiskan waktu berjam-jam. Cukup 100-150 kata dulu. yang penting Graders menulis sesuatu. #Twittip
28. Tidak harus di laptop. Tulislah di atas secarik kertas atau di buku catatan, atau bisa juga pakai handphone. #Twittip
29. Kuncinya? Disiplin. YA! Harus disiplin. Coba bayangkan. setiap hari menulis 1 keping seting. sebulan sudah punya 30 seting. benar nggak? #Twittip
30. Sehari mendeskrispkan 1 benda, satu bulan sudah punya 30 deskripsi. Benar kan? Sekali lagi, kuncinya ada pada kedisiplinan. #Twittip
31. Beranikan diri untuk menuliskan apa saja. Mulai dari wadah hingga orang lalu lalang. #Twittip
32. Pelan-pelan tambah jumlah kata yang harus ditulis. Misal, jadi 350 kata. Besok-besok 1000 kata pun bukan masalah besar. #Twittip

Nahh, sekian rangkaian #Twittip latihan menulis ala Gradien. Mudah-mudahan membantu Graders meluaskan wawasan, bahwa menulis bisa dipelajari

Source : @gradien


Minggu, 07 Oktober 2012

Akhirnya saya ikut hanyut bersama Perahu Kertas !


Perahu Kertas...

Perahu Kertas..

Gak pernah terbayang sebelumnya kalau ternyata saya akan membaca novel satu ini dan jatuh hati dengan ceritanya. Bukan, saya bukan mau mereview Perahu Kertas sekarang (belum tepatnya), karena saya pun belum selesai membaca novel ini sekarang. Saya hanya mau menuliskan perasaan saya saat membaca novel yang sekarang sedang ditayangkan di bioskop -walaupun sudah season 2 nya aka Perahu Kertas 2-.

Awalnya, jujur saja saya sama sekali tidak mengantisipasi novel dan film ini. Karena walaupun saya sudah berkali-kali melihat novel Perahu Kertas ini di banyak toko buku, tapi hanya saya lewatkan saja. Bahkan, ketika saya membaca awal bab novel ini, tetap belum memikat hati saya untuk membelinya. Entah saat itu apa yang sedang saya rasakan, pokoknya dalam pikiran saya novel Dee satu ini sepertinya memiliki bahasa yang berat dan setting yang berbeda jadi saya putuskan untuk tidak melihatnya. Walaupun saat itu sedang gencar-gencarnya promosi movie ini sendiri.

Akhirnya saya jatuh hati..

Sampai akhirnya, ketika radio di kantor memutar lagu OST Perahu Kertas (yang saya sadari melalui liriknya, walau sebenarnya saya kurang suka dengan lagu Indonesia) saya mulailah iseng-iseng (jadi ingat pas nonton Rooftop Prince, saya juga iseng download tapi justru malah menjadi drama favorit saya) mencari-cari hingga akhirnya memutuskan untuk membaca buku ini. Perasaan saya membaca Bab 1 yang dulu saya baca dalam keadaan lelah sekarang justru berbeda. Alur cerita, karakter tokoh dan cara penyampaian pesan dari buku ini membuat saya jatuh hati dengan karakter masing-masing disini. Tentu saja saya paling suka dengan tokoh Keenan. Wow, seorang introvert penyuka seni yang mau berjuang keras agar terus berkarya. Saya membayangkan Keenan dalam imajinasi saya. Jika ada pria seperti ini, tentu saya ingin bertemu dengannya -walau saya yakin jikalau bertemupun, pasti hanya akan diam satu sama lain karena jiwa introvert kami yang mirip-. Disini, saya melihat kalau Dee membuat alur yang tidak terburu-buru tapi tepat waktu dan sasaran. Saya suka chemistry Keenan dan Kugy ketika mereka sedang bersama, interaksi mereka lucu dan menarik. Apalagi waktu membayangkan Kugy yang memiliki dunia imajinasi yang hampir mirip dengan saya (kecuali Agen Neptunus (walau zodiak saya juga Aquarius), dan Perahu Kertasnya itu -saya tidak pernah mengirim surat ke Neptunus loh-). Kugy juga memiliki mimpi yang sama dengan saya, yaitu seorang penulis dongeng, beda dikit sih, saya maunya jadi penulis novel aja. Hehehe. Karakter lainnya seperti Noni, Eko, Ojos (pacar Kugy) dan bahkan Wanda yang mengesalkan itupun berhasil membawa warna dan konflik menarik lainnya. Pokoknya ramuan tokoh Dee di novel ini saya acungi jempol ! (y)

Sempat mogok membaca..

Sampai tibalah sebuah scene Keenan harus tinggal di Ubud, meninggalkan Kugy di Bandung. Well, perjalanan membaca sampai ke scene ini memang tidak terasa, karena cerita ini mengalir dengan sendirinya. Namun saya mulai sadar ketika sampai ke scene ini, berarti tidak ada pertemuan fisik antara Keenan dan Kugy lagi. Lalu.. lalu.. Gimana donk?? Pertanyaan saya terjawab sudah. Luhde, adalah seseorang yang saya cemburui. Loh? Kenapa? Entah mengapa, walau disini saya hanya sebagai pembaca, tapi saya seperti memiliki perasaan Kugy. Saya cemburu melihat kedekatan Keenan dan Luhde, saya gak relaaa Kugy ditinggal begitu saja di Jakarta, apalagi ketika Keenan 'berhasil' membuat Kugy jadi seseorang yang berbeda dari sikap aslinya. Alhasil saya mulai mogok membaca novel ini untuk beberapa hari.. Sepertinya saya belum siap membaca kelanjutannya.. Hmm.. Saya saja seperti ini, bagaimana kalau Kugy yang melihat langsung ya?

Merindukan Perahu Kertas..

Mogok membaca yang saya canangkan akhirnya malah membuat saya 'menjilat ludah' saya sendiri. Tidak berhasil untuk mogok membaca terlalu lama (karena juga terlalu takut kehilangan feel-nya), akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan novel ini. Ternyata oh ternyata, memang kelanjutan cerita ini membuat saya jatuh cemburu kedua kalinya (yang artinya Dee berhasil menggambarkan chemistry antara Keenan dan Luhde). Ya sudah, tidak ada pilihan lain, sekalinya memutuskan berlayar saya tentunya harus meneruskan hingga ke tepian kan? Tapii.. Tapii.. ternyata disini Keenan juga ternyata memikirkan si kecilnya Kugy. Wohoo, saya jadi semangat membaca lagi! Menurut saya justru chemistry antara Keenan dan Kugy semakin terasa. Walau dipisahkan oleh perbedaan waktu dan pulau, tapi mereka masih saling merindukan satu sama lain. Dan itu membuat saya semakin produktif dalam membaca novel ini.
Sampai saat ini saya baru selesai membaca ketika ada tokoh baru yang dimasukkan oleh Dee. Remi namanya. Pria ini menurut saya memiliki peran seperti Luhde. Dia yang akan mencoba menggantikan posisi Keenan di hati Kugy.. (ini menurut penilaian saya loh)

Bagaimana kelanjutannya pun saya belum tahu, karena belum selesai membaca sampai tuntas. Kalau saya sudah selesai membaca, saya akan buat reviewnya deh! Hehe.. :)
Kalau begitu, tunggu reviewnya aja ya dalam beberapa minggu ke depan.

Nb : Disini tidak disebutkan seluruh tokoh dan alur cerita dengan jelas. Maklum, ini kan bukan review. Hehe.. ^^ (Saya juga akan membuat reviewnya berdasarkan novel ya, bukan film! Karena sampai sekarang pun saya belum menonton filmnya.)

Selamat berlayar Perahu Kertas ku!!