Gedung olahraga ini nampak terlalu besar untuk kami –aku dan
pria disampingku- berdua yang sedang duduk di pinggir lapangan. Sepi.. tapi,
aku suka! Jarang sekali kami bisa menghabiskan waktu seperti ini lagi. Kami duduk saling
membelakangi, itu kebiasaan ketika sedang menceritakan rahasia masing-masing. Bahkan,
kami sudah mengundi siapa yang akan bercerita terlebih dahulu. Dia kalah! Tapi,
raut wajahnya bahagia. Dengan berseri-seri, ia memulai ceritanya seperti
melantunkan sebuah lagu. Lagu yang dalam sekejap membuat hatiku hancur
berkeping-keping. Dia mencintai Dia. Tak
sanggup lagi aku berkata. Akan aku kubur rahasia hatiku terdalam, bahwa aku...
mencintainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar