Minggu, 07 Oktober 2012
Akhirnya saya ikut hanyut bersama Perahu Kertas !
Perahu Kertas...
Perahu Kertas..
Gak pernah terbayang sebelumnya kalau ternyata saya akan membaca novel satu ini dan jatuh hati dengan ceritanya. Bukan, saya bukan mau mereview Perahu Kertas sekarang (belum tepatnya), karena saya pun belum selesai membaca novel ini sekarang. Saya hanya mau menuliskan perasaan saya saat membaca novel yang sekarang sedang ditayangkan di bioskop -walaupun sudah season 2 nya aka Perahu Kertas 2-.
Awalnya, jujur saja saya sama sekali tidak mengantisipasi novel dan film ini. Karena walaupun saya sudah berkali-kali melihat novel Perahu Kertas ini di banyak toko buku, tapi hanya saya lewatkan saja. Bahkan, ketika saya membaca awal bab novel ini, tetap belum memikat hati saya untuk membelinya. Entah saat itu apa yang sedang saya rasakan, pokoknya dalam pikiran saya novel Dee satu ini sepertinya memiliki bahasa yang berat dan setting yang berbeda jadi saya putuskan untuk tidak melihatnya. Walaupun saat itu sedang gencar-gencarnya promosi movie ini sendiri.
Akhirnya saya jatuh hati..
Sampai akhirnya, ketika radio di kantor memutar lagu OST Perahu Kertas (yang saya sadari melalui liriknya, walau sebenarnya saya kurang suka dengan lagu Indonesia) saya mulailah iseng-iseng (jadi ingat pas nonton Rooftop Prince, saya juga iseng download tapi justru malah menjadi drama favorit saya) mencari-cari hingga akhirnya memutuskan untuk membaca buku ini. Perasaan saya membaca Bab 1 yang dulu saya baca dalam keadaan lelah sekarang justru berbeda. Alur cerita, karakter tokoh dan cara penyampaian pesan dari buku ini membuat saya jatuh hati dengan karakter masing-masing disini. Tentu saja saya paling suka dengan tokoh Keenan. Wow, seorang introvert penyuka seni yang mau berjuang keras agar terus berkarya. Saya membayangkan Keenan dalam imajinasi saya. Jika ada pria seperti ini, tentu saya ingin bertemu dengannya -walau saya yakin jikalau bertemupun, pasti hanya akan diam satu sama lain karena jiwa introvert kami yang mirip-. Disini, saya melihat kalau Dee membuat alur yang tidak terburu-buru tapi tepat waktu dan sasaran. Saya suka chemistry Keenan dan Kugy ketika mereka sedang bersama, interaksi mereka lucu dan menarik. Apalagi waktu membayangkan Kugy yang memiliki dunia imajinasi yang hampir mirip dengan saya (kecuali Agen Neptunus (walau zodiak saya juga Aquarius), dan Perahu Kertasnya itu -saya tidak pernah mengirim surat ke Neptunus loh-). Kugy juga memiliki mimpi yang sama dengan saya, yaitu seorang penulis dongeng, beda dikit sih, saya maunya jadi penulis novel aja. Hehehe. Karakter lainnya seperti Noni, Eko, Ojos (pacar Kugy) dan bahkan Wanda yang mengesalkan itupun berhasil membawa warna dan konflik menarik lainnya. Pokoknya ramuan tokoh Dee di novel ini saya acungi jempol ! (y)
Sempat mogok membaca..
Sampai tibalah sebuah scene Keenan harus tinggal di Ubud, meninggalkan Kugy di Bandung. Well, perjalanan membaca sampai ke scene ini memang tidak terasa, karena cerita ini mengalir dengan sendirinya. Namun saya mulai sadar ketika sampai ke scene ini, berarti tidak ada pertemuan fisik antara Keenan dan Kugy lagi. Lalu.. lalu.. Gimana donk?? Pertanyaan saya terjawab sudah. Luhde, adalah seseorang yang saya cemburui. Loh? Kenapa? Entah mengapa, walau disini saya hanya sebagai pembaca, tapi saya seperti memiliki perasaan Kugy. Saya cemburu melihat kedekatan Keenan dan Luhde, saya gak relaaa Kugy ditinggal begitu saja di Jakarta, apalagi ketika Keenan 'berhasil' membuat Kugy jadi seseorang yang berbeda dari sikap aslinya. Alhasil saya mulai mogok membaca novel ini untuk beberapa hari.. Sepertinya saya belum siap membaca kelanjutannya.. Hmm.. Saya saja seperti ini, bagaimana kalau Kugy yang melihat langsung ya?
Merindukan Perahu Kertas..
Mogok membaca yang saya canangkan akhirnya malah membuat saya 'menjilat ludah' saya sendiri. Tidak berhasil untuk mogok membaca terlalu lama (karena juga terlalu takut kehilangan feel-nya), akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan novel ini. Ternyata oh ternyata, memang kelanjutan cerita ini membuat saya jatuh cemburu kedua kalinya (yang artinya Dee berhasil menggambarkan chemistry antara Keenan dan Luhde). Ya sudah, tidak ada pilihan lain, sekalinya memutuskan berlayar saya tentunya harus meneruskan hingga ke tepian kan? Tapii.. Tapii.. ternyata disini Keenan juga ternyata memikirkan si kecilnya Kugy. Wohoo, saya jadi semangat membaca lagi! Menurut saya justru chemistry antara Keenan dan Kugy semakin terasa. Walau dipisahkan oleh perbedaan waktu dan pulau, tapi mereka masih saling merindukan satu sama lain. Dan itu membuat saya semakin produktif dalam membaca novel ini.
Sampai saat ini saya baru selesai membaca ketika ada tokoh baru yang dimasukkan oleh Dee. Remi namanya. Pria ini menurut saya memiliki peran seperti Luhde. Dia yang akan mencoba menggantikan posisi Keenan di hati Kugy.. (ini menurut penilaian saya loh)
Bagaimana kelanjutannya pun saya belum tahu, karena belum selesai membaca sampai tuntas. Kalau saya sudah selesai membaca, saya akan buat reviewnya deh! Hehe.. :)
Kalau begitu, tunggu reviewnya aja ya dalam beberapa minggu ke depan.
Nb : Disini tidak disebutkan seluruh tokoh dan alur cerita dengan jelas. Maklum, ini kan bukan review. Hehe.. ^^ (Saya juga akan membuat reviewnya berdasarkan novel ya, bukan film! Karena sampai sekarang pun saya belum menonton filmnya.)
Selamat berlayar Perahu Kertas ku!!
A Writer, Blogger (ofc), dreamer..
Kpopers dan juga merangkap admin di salah satu fansite about Korea yang kini sudah mencapai 200ribu hits..
Seseorang yang tetap berusaha menggapai mimpinya untuk menjadi seorang penulis tentunya didukung dengan doa dan pengharapan..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar