Welcome

God is good all the time

Senin, 08 Juli 2013

[FLASH FICTION] Jangan sampai mereka...


"Benarkah Ini semua karena mereka?" Tanganku terkepal. Bahuku sedikit bergetar. Sebisa mungkin aku menahan diri untuk tidak menangis.

"Maksudmu, leluhur kita? Manusia jaman milenium itu?" Dia berkata santai, namun sorot matanya terlihat menyimpan kebencian yang mendalam. Aku tidak bisa berkata apapun. Yang sekarang aku bisa lakukan hanya menahan agar air mataku tidak jatuh. Kami diharuskan menghemat pemakaian air sedikit mungkin. Bahkan, untuk menangis saja, hukum akan dijatuhkan pada kami, karena telah membuang-buang setetes air.

Mereka semua berkata, ini akibat leluhur kami yang biasa kami sebut manusia jaman milenium. Leluhur kami itu sangat tidak merawat bumi. Akibat besarnya adalah dampak bagi kami, penerus bumi ini. Mereka membuang sampah sembarangan, boros dalam penggunaan air, tidak merawat hutan. Sekarang? Kamilah sang penerus mereka, anak cucu mereka yang merasakan akibat perbuatan mereka yang tidak terpuji jaman dulu. Kamilah yang merasakan penderitaan yang menyakitkan ini. Kami harus bertarung untuk mendapatkan bahan makanan, Global Warming membuat bumi semakin gersang dan panas bahkan dimalam hari. Yang kuatlah yang menang. Bahkan ada perang antar negara hanya untuk memperebutkan sebuah sungai kecil di wilayah perbatasan. Siapa yang tidak bisa bertahan, tidak bisa meneruskan hidupnya. Sementara yang kaya pun juga tidak menjanjikan akan mendapat semua. Sekarang, menangispun termasuk kesalahan dan masuk ke dalam undang-undang. Karena dianggap sebagai sebuah pemborosan air. Bayangkan? Apakah mereka, leluhur kami, pernah berpikir penerusnya akan seperti ini?

"Mereka tidak pernah memikirkan kita. Kalau mereka sayang dengan kehidupan anak, cucu, dan penerus mereka. Tentulah tidak akan ada perang besar hanya untuk memperebutkan setetes air."

Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Selama ini, aku membela para leluhur dan menilai ini bukan kesalahan mereka. Aku berterima kasih kepada mereka, karena keberadaan kami sekarang juga adalah akibat dari mereka. Tapi, buat apa kami hidup tapi tidak dibekali dengan sumber daya alam yang mencukupi? Untuk apa kami hidup kalau bumi ini sudah dirusak terlebih dahulu? Api kebencian mulai tersulut dalam benakku. Bahkan satu kalimat yang tidak pernah terlintas dalam pikiranku akhirnya terucap.

"Kalau begitu, lebih baik mereka tidak hidup kan?"

END

Note : Flash Fiction ini terinspirasi karena Global Warming yang terjadi. Udara bumi semakin panas. Asap dimana-mana. Air semakin berkurang. Kebakaran hutan dimana-mana. Nah, tiba-tiba saya terpikir, bagaimana jika suatu saat nanti, seluruh sumber daya alam semakin langka? Bagaimana keturunan kita menghadapi hidup? Jangan-jangan mereka malah mengutuki dan mengeluarkan sumpah serapah akibat kelalaian kita, manusia jaman milenium. Jadilah terbentuk Flash Fiction ini. Mudah-mudahan dapat memberikan sedikit kesadaran untuk kita dalam menjaga alam dan lingkungan bukan hanya untuk kita, tapi juga keturunan kita.

By : Mocca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar